Little Reward [Final]
Shiu Kong x fem!reader ⚠️ heavy NSFW, explicit sexual content, age gap, dominance and submission dynamic, explicit language
Aroma rokok masih tercium meski Shiu Kong telah menghabiskan sepuntung rokok yang semula ia hisap sembari menunggumu. Mata sipitnya masih menatap tajam lelaki yang berusaha mendekatimu hingga membuatmu risih selama beberapa hari ini.
“Itu beruknya?” tanyanya, membuatmu yang tengah memasang seat belt tertawa.
“Jahat banget dipanggilnya beruk,” cibirmu meski kamu setuju dengan sebutan yang ia pilihkan untuk lelaki itu.
“Laki-laki kayak gitu gak masalah dipanggil beruk. Tinggal beruknya aja, sudi apa gak disamain sama mereka.”
Memang, usia tidak bisa bohong. Terkadang ia berbicara seperti layaknya bapak-bapak yang sedang bergosip dengan kawan-kawannya.
“Iya, sih, Om Shiu dateng jemput gini aja dia masih ngeliatin.”
“Oh iya, kok tumben mau jemput gak bilang-bilang dulu?” sambungmu.
“Gak boleh? Emang kamu gak kangen Om?” balasnya sembari tersenyum jail.
“Gila! Kangen lah! Kangen banget!” jawabmu menggebu-gebu hingga membuatnya tertawa.
“Come here and give me a kiss.”
Berciuman di tempat yang masih satu area dengan tempatmu menuntut ilmu bukanlah ide bagus. Tapi, bukankah ada segelintir muda-mudi yang bahkan lebih berani melakukannya di dalamnya?
Mungkin tidak masalah memberinya kecupan singkat untuknya?
Batinmu bergolak meski secara impulsif kamu telah mencondongkan tubuhmu dan membiarkan bibirmu menyentuh bibirnya yang masih menyunggingkan senyum. Walau semua kaca sudah tertutup rapat, ekspresi terkejut laki-laki yang semula mengikuti dan mengganggumu itu membuatmu yakin bahwa ia menyaksikan ciuman singkat yang kamu lakukan dengan Shiu Kong di dalam mobil.
“Good. Harusnya sekarang dia udah percaya kamu pacar Om,” ujarnya sembari menepuk-nepuk kepalamu.
Kamu hanya mengangguk setuju tanpa memikirkan kemungkinan lain, seperti gosip menyebalkan mengenai hubunganmu yang akan tersebar misalnya. Tapi kamu mengabaikan pikiran itu untuk sekarang dan mulai melontarkan sebuah pertanyaan padanya. Pertanyaan yang tentu saja sudah kamu ketahui jawabannya.
“Habis ini kita mau kemana?”
“Our favorite place. Lanjutin ciuman yang tadi.”
Tidak ada aroma yang mampu membuatmu mabuk kepayang selain aroma tubuh Shiu Kong. Wangi woody yang maskulin dan dewasa, tobacco yang penuh tantangan menggairahkan, serta hint musky yang mendebarkan.
Shiu Kong menghimpit tubuhmu yang sudah hampir tanpa busana, hanya bra dan celana dalam yang masih membelit tubuhmu.
Ia tekan tubuhmu ke tembok hingga dada telanjangnya bersentuhan denganmu, lalu menciumimu berkali-kali seolah ia tidak akan pernah puas untuk itu. Tentu, kamu juga merasakan hal yang sama. Bagimu, apapun dengannya terasa candu. Sekali melakukannya, maka akan membuatmu menginginkannya lagi dan lagi. Lebih lama, lebih jauh, dan lebih intim lagi.
Deru napasnya yang berat kini menyapu telingamu, membisikkan sesuatu dengan suara penuh nafsu, “You're driving me crazy..”
Mulutnya yang terasa hangat menciumi lehermu dan meninggalkan jejak-jejak gigitan kecil diatasnya sebelum beranjak turun ke selangka dan berhenti di gundukan kenyal di dadamu.
Dengan lihainya ia lepaskan kaitan bra yang melingkar di dadamu hingga menampilkan dua bukit kembar yang tampak menegang, seakan tengah menantikan afeksi yang akan diberikan oleh Shiu Kong padanya.
Sungguh, rasanya gila. Setiap sentuhan yang ia berikan membuat tubuhmu menjadi sensitif, bahkan hanya sekadar hembusan napas yang ia tiupkan mampu membuat puting susumu mengeras. Entah karena tubuhmu yang lama tidak ia jamah, atau karena nafsu membuncah yang tidak lagi mampu kamu tahan ketika bersamanya.
”....and you're driving me wild, Om,” bisikmu di sela-sela desahan ketika kumis tipis milik Shiu Kong menggesek putingmu saat ia mengecup areolamu sembari mencubit putingmu pada sisi sebelahnya.
Shiu Kong tidak merespon, tapi kamu tahu ia cukup senang mendengarnya. Sebab, sepersekian detik setelahnya ia kulum payudaramu, lidahnya yang hangat mulai menari-nari menggoda putingmu yang mengeras, bahkan sesekali ia hisap putingmu kuat-kuat layaknya bayi yang mencari-cari air susu ibunya.
Tangannya yang hangat menyentuh kulitmu, bergerak tanpa aturan dan ritme yang jelas. Yang mulanya menyentuh punggungmu, kemudian berpindah pada pinggangmu, lalu kembali naik keatas menyentuh payudaramu. Dan kini tangannya bergerak turun, turun menyentuh perutmu, dan masih kembali turun hingga tangannya menyelinap masuk kedalam celana dalammu yang sudah lembab.
Tubuhmu menggelinjang hebat seakan menikmati semua atensi yang diberikan pria itu. Mulutnya yang hangat masih memainkan putingmu yang sudah tampak memerah, dan jarinya menggesek-gesek klitorismu, bahkan sesekali ia juga mencubitnya, membuat tubuhmu merinding seperti menahan kencing karenanya.
Melihat tubuhmu yang gemetar hingga tidak mampu berdiri tegak, Shiu Kong membopongmu dan mendudukkanmu di tepi ranjang miliknya yang telah ditutupi selimut tebal berwarna abu cerah diatasnya. Kemudian ia lucuti celana dalammu yang telah basah dengan cairan bening kental yang keluar akibat sentuhan-sentuhan penuh hasrat yang ia berikan padamu.
Napasmu yang memburu, suhu tubuhmu yang meninggi hingga membuatmu berpeluh, wajahmu yang menjadi semerah buah ceri, dan denyut jantungmu yang terdengar bertalu-talu seakan menjadikanmu tampak seperti wanita mesum ketika menyaksikan Shiu Kong melepas celana panjangnya dan menampilkan kejantanannya yang telah menegang. Bahkan, miliknya tampak berkedut-kedut seakan menggodamu untuk memainkan permainan yang berbahaya dengannya.
Tubuhmu menggeliat ketika ia mulai menggesek-gesek penisnya pada klitorismu yang licin sembari memainkan kedua payudaramu. Pria ini tampaknya benar-benar ingin menyiksamu, belum apa-apa ia sudah menstimulasimu hingga membuat selimut tebal miliknya basah dengan lendir penuh nafsu milikmu.
“Om.. masukin..” pintamu yang mulai hilang akal.
“Apa? Ngomong yang jelas,” balasnya seraya menampilkan senyum pongah yang anehnya malah membuatmu makin menggebu alih-alih merasa sebal.
“Aku mau.. kontol Om yang gede itu-nghhh.. masuk ke sini..” ucapmu susah payah karena Shiu Kong terus menstimulasi klitoris dan putingmu secara bersamaan.
Kamu dapat melihatnya tersenyum puas sebelum ia lebarkan kedua pahamu dan memasukkan penisnya ke dalam vaginamu perlahan-lahan.
“Ahh- gede banget!! Om...” racaumu.
“Sakit?” tanyanya memastikan.
Kamu mengangguk pelan tapi memintanya untuk tetap melanjutkan.
Shiu Kong mendorong pinggulnya perlahan hingga penisnya hampir sepenuhnya masuk ke dalam lubang vaginamu yang sempit. Tubuhmu beringsut hingga terbaring, menahan rasa merinding yang mendera sekujur tubuh, dan hanya mampu menatap wajahnya yang tampak begitu menikmati keintiman ini. Ia tersenyum puas hingga menampilkan barisan giginya yang rapi ketika ia berhasil menjejalkan kejantanannya, kemudian ia pejamkan matanya sejenak seakan tengah menikmati pijatan-pijatan sensual pada penisnya ketika berada di dalam milikmu yang hangat dan memikat.
Tidak lama, pinggulnya mulai bergerak ritmis maju dan mundur sembari lidahnya memainkan putingmu yang tampak membengkak akibat ulahnya yang sedari tadi tidak hentinya ia cubiti, pilin, tarik, dan bahkan ia hisap kuat-kuat. Tubuhmu menggelinjang hebat, bahkan sesekali tubuhmu melengkung dengan indah dibuatnya.
Kini otakmu seakan tidak lagi berfungsi, semua beban pikiran yang selama ini memenuhi kepalamu rasanya seperti menguap begitu saja, tergantikan oleh sosok Shiu Kong yang tengah mengagahimu dengan penuh gairah, nafsu, dan cinta yang menggebu.
“Om belum keluar tapi kamu udah keluar berkali-kali?” ejeknya.
Kamu tidak membalasnya, sedangkan ia mulai memegangi pinggulmu dengan kedua tangannya, lalu menghujammu dengan tempo lebih cepat hingga desahan-desahan terus keluar dari tenggorokanmu. Pria itu benar-benar membuatmu hilang kendali.
“Saking enaknya genjotan Om, kamu sampe gak bisa ngomong?”
“Aku.. udah lama-nghh.. Om.. gak Om pake..” racaumu.
”...ahh.. aku suka.. Om Shiu sayang-sayang.. nghhh- kayak gini..” sambungmu dengan susah payah.
“I love.. you.. Om Shiu..” ucapmu lagi yang membuatnya hampir mengeluarkan spermanya di dalam vaginamu jika saja ia tidak cepat-cepat menarik penisnya dan memuncratkan cairan semennya diatas perut dan payudaramu.
“I love you more, sayang..” ujarnya sembari merapikan anak rambut yang menutupi wajahmu. Lalu sebuah ciuman hangat dan memabukkan lagi-lagi ia berikan padamu hingga membuat lidahmu turut bercinta dengannya.
Selama berciuman, sebelah tangannya menggerayangi tubuhmu dan berhenti pada pahamu. Ia miringkan tubuhmu lalu ia angkat paha kirimu dan kembami ia jejalkan penisnya yang hangat dan berkedut-kedut itu ke dalam lubang senggamamu.
Salah satu posisi favoritnya dalam bercinta adalah posisi tidur menyamping seperti ini. Selain tidak membuatnya cepat lelah, dalam posisi ini ia dapat memelukmu sembari menghujammu penuh nafsu dari belakang.
Namun, posisi ini mampu membuat kewarasanmu hampir sirna. Bagaimana tidak? Jika vaginamu tengah digempur habis-habisan olehnya di bawah sana, sedangkan tangannya yang kekar dan hangat itu berbuat sama mesumnya dengannya seperti meremas payudaramu dan memainkan putingmu, kemudian turut merundung klitorismu yang sensitif, apakah kewarasanmu akan tetap bertahan kokoh?
Tidak hanya itu, selain mengucapkan kata-kata manis sekaligus cabul, mulutnya pun turut memainkan peran sebagai penggoda yang sulit kamu lawan. Ia ciumi dan jilati telinga, leher, dan bahumu, bahkan ia tidak segan untuk sesekali menggigiti bagian-bagian itu seakan tengah menandai kepemilikannya agar tidak dicuri orang lain.
Disaat kamu berpikir bahwa kamu akan dapat beristirahat setelah ia capai klimaksnya, ia berbisik padamu yang sudah lunglai dan tampak kacau dalam rengkuhannya.
“Sayang.. don't you want to claim your reward?” tanyanya sembari menciumi bahumu yang tampak mengkilap karena keringat dan biasan cahaya lampu.
“Reward apa?” balasmu dengan suara lirih.
“You on top. Inget?”
Jantungmu kembali berdegup kencang, wajahmu memanas, tidak menyangka bahwa ia masih mengingat permintaan konyolmu itu sebagai hadiah. Terlebih pada percobaan pertama kamu melakukannya, kamu malah dihadiahi ceramah yang cukup panjang olehnya.
Meski tubuhmu lemas, bahkan lututmu rasanya masih gemetar, kamu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah lepas dari rangkulan Shiu Kong, kamu mulai bangkit dan duduk diatas perutnya yang berotot.
“Sekarang gantian aku yang muasin, Om,” bisikmu seraya membelai lembut otot-otot di perutnya dan dadanya hingga membuatnya tampak bersemangat sampai-sampai mengeraskan rahangnya.
Kamu angkat bokongmu sembari mengepaskannya dengan posisi penisnya yang sudah kembali berdiri setelah mendapat belaian darimu.
Rasanya sangat berbeda dibandingkan dengan penisnya yang biasa menusuk kewanitaanmu lebih dulu. Kali ini kamu yang tampak liar seakan ingin menikmati penis besar milik Shiu Kong dengan tamak.
“Mau Om bantu masukin?” tawarnya yang tentu saja kamu tolak mentah-mentah.
“Aku bisa sendiri,” jawabmu yang tengah menurunkan pinggulmu perlahan-lahan.
Sungguh gila, baru berusaha memasukkan penisnya saja vaginamu sudah berkedut hebat hingga meneteskan air liurnya. Bagaimana jika kamu mulai menggerakkan pinggulmu nanti?
Setelah berhasil masuk sepenuhnya, kamu mulai menggerakkan pinggulmu perlahan-lahan. Kamu juga mencondongkan tubuhmu untuk menciumnya, dan mengambil kesempatan untuk membalas dendam dengan menjilati putingnya seperti yang ia lakukan padamu hingga membuatnya mengerang.
“Fuck! I can't handle this anymore!” ujarnya yang tiba-tiba kedua tangannya mencengkram pinggulmu dan menggerakkan tubuhmu sesuai dengan kehendaknya.
Kepalamu rasanya seolah meleleh, tubuhmu rasanya seperti melayang-layang dan terus bergerak seenaknya sendiri bahkan setelah Shiu tidak lagi mengendalikan pinggulmu.
Shiu terus memandangi tubuhmu yang tampak elok, menggoda, dan menggairahkan diatasnya. Ia juga cukup menyukai bagaimana tanganmu yang menggenggam tangannya dengan erat untuk menopang tubuhmu agar tidak oleng.
“Om.. keluarnya di dalem.. aku safe day.. yahh-nnghh,” racaumu tidak cukup jelas, namun masih dapat dimengerti olehnya.
Tampaknya ini bukannya hanya sebuah reward untukmu, tapi juga untuknya yang kini kembali mendominasimu dengan mempercepat tempo gerakanmu hingga membuat tubuhmu luruh diatas dadanya setelah cairan kental hangat miliknya memenuhi vaginamu.
“I can't wait to try that amazing reward of yours again, sayang,” ucapnya sembari mengecup pucuk kepalamu.
—FIN
©️unatoshiru