Little Reward [Part. I]


Shiu Kong x fem!reader ⚠️ slightly NSFW, age gap, fluff, cuddle


“You sure?”

Sebuah keraguan terlontar dari mulut seorang pria yang usianya hampir menginjak kepala empat, Shiu Kong, setibanya ia dan dirimu di kediamannya.

Sedangkan dirimu dengan penuh percaya diri berjinjit untuk merampas ciuman membara dari pria itu. Cukup singkat karena ia melepas ciuman itu untuk menarikmu dalam gendongannya, begitu tiba-tiba hingga membuat beberapa petal dari buket bunga mawar ungu yang sedari tadi kamu genggam berjatuhan.

Mawar ungu adalah jenis bunga yang ia pilihkan untukmu. Warna yang cukup jarang tersedia di setiap toko bunga meski memiliki makna yang begitu cantik dan memesona. Namun tampaknya itu bukanlah masalah baginya, karena dia selalu dapat menemukan bunga itu untukmu. Hanya untukmu.

“Bunganya biar di sini aja, gak usah kamu bawa ke kamar,” titahnya yang tentu saja kamu turuti, sebuket bunga cantik itu kamu letakkan di atas sofa yang masih terjangkau oleh tanganmu.

Kemudian ia ciumi bibirmu, dan tanganmu yang bebas mulai mengalung pada lehernya. Menciptakan sensasi ciuman yang mengairahkan dan mampu memprovokasi tubuhmu untuk bertindak sensual dengan membuka kancing-kancing kemeja yang dikenakan oleh Shiu Kong, bahkan jemarimu tidak enggan untuk menyentuh dada bidangnya yang berotot.

Sesampainya di kamar miliknya yang bernuansa krem dan abu-abu, ia lepaskan gendongannya dan meletakkan tubuhmu hingga terduduk di tepi ranjang.

Semangatmu yang semula menggebu dan rasa percaya dirimu yang berpikir akan mampu mendominasi mulai kabur. Perasaan malu mulai menjalar hingga membuat kulitmu tampak merona.

Shiu Kong tidak lagi berbicara, ia tengah sibuk melepas ikat pinggang yang membelitnya dan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sedangkan kamu mulai merasa gugup setengah mati, seperti kali pertama kamu bertemu dengannya.

Kamu melirik ke arahnya yang kini tengah melepas pakaiannya dan menampilkan tubuhnya yang begitu menawan. Tubuhnya yang biasa tampak ramping dalam balutan kemeja dan jas, kini tampak gagah dan otot bisepnya terlihat jelas seakan baru saja terbebas dari pakaian yang menyesakkan.

Wajahmu memanas dan hidungmu terasa sedikit pengar, rasanya seperti akan mimisan hanya karena melihat tubuhnya yang memesona tanpa balutan kain.

Biasanya, setibanya di kamar, ia akan melepaskan pakaianmu sembari menghujammu dengan penuh nafsu. Mendominasimu hingga membuatmu tidak mampu memikirkan hal lain selain penisnya yang terasa sesak di dalam vaginamu. Namun, kali ini tampaknya ia benar-benar akan membiarkanmu untuk mendominasi seperti permintaanmu, sedangkan kamu malah bingung setengah mati.

“Om..” cicitmu yang telah melepaskan hampir seluruh pakaianmu, kecuali tanktop dan bra yang masih melekat.

“Hm? Kamu mau om duduk atau tiduran?” tanyanya sembari menampilkan senyum, yang menurutmu malah tampak mengejek.

“Tiduran aja,” jawabmu.

Shiu Kong mengangguk dan mulai terlentang di atas ranjang sesuai dengan ucapanmu.

Sejujurnya kamu juga tidak tahu, baiknya harus dimulai dengan duduk atau terlentang. Namun berdasarkan yang kamu pelajari melalui rekaman video panas yang kamu peroleh dari sosial media, mereka melakukannya dengan terlentang.

Segera saja kamu menyusulnya naik ke atas ranjang dan memposisikan bokongmu tepat di atas miliknya, yang tentu saja dihadiahi ekspresi terkejut dari Shiu Kong.

“Wait! Kamu gila? Mau langsung masukin gitu aja?” ujarnya.

“Biasanya juga langsung masukin, kan?”

“Beda, sayang. Sekarang kamu tegang, belum distimulasi juga. Tadi cuma ciuman aja, kan?” balasnya.

Kamu dapat merasakan tangannya menyentuh area genitalmu, menggeseknya pelan lalu menunjukkan tangannya yang sedikit basah itu kepadamu.

“Nih liat, masih kurang basah. Bisa-bisa malah lecet kalo nekat masukin,” ujarnya.

“Yang ngerasa sakit bukan cuma kamu, Om juga. Bukannya enak malah nyiksa,” sambungnya.

Kamu terduduk diatas perut sixpacknya, menunduk dan menutupi wajahmu dengan kedua tanganmu. Rasanya malu... dan sedih. Niat hati ingin mendominasi namun kamu malah menuai rentetan ceramah darinya.

Melihat bahumu yang mulai bergetar, ia memegang pinggangmu lalu menarikmu dalam pelukannya sembari menepuk-nepuk punggungmu dengan sayang.

“Hey, kok nangis? Om gak marahin kamu,” ujarnya.

“Malu,” cicitmu.

“Aku pengen muasin Om, pengen coba hal baru biar Om Shiu gak bosen sama aku,” sambungmu.

“Kok mikirnya gitu?”

Kamu bergeming tidak membalasnya.

“Sayang, Om sibuk kerja. Om gak akan ninggalin kamu. Selama kita gak ketemu, Om sering ngabarin kamu juga, kan?”

“Semua orang juga bilangnya begitu,” balasmu sembari memeluknya walau posisi kalian berbaring tidak cukup nyaman.

Shiu balas memelukmu dan membawamu dalam posisi miring untuk membuat posisi kalian lebih nyaman.

Meski kamu tidak sering mengungkapkan, Shiu cukup tahu apa yang kamu pendam. Perasaan takut dan cemas akan ditinggalkan, pedihnya dilupakan, dan dinginnya kerinduan.

Mungkin bagi sebagian orang, kamu tampak paranoid, sensitif, dan juga cengeng. Namun, di mata Shiu Kong, di mata pria yang selalu menatapmu dengan hangat dan memikat, hal-hal itu membuatmu tampak lebih manusiawi. Ia tahu, terlahir sebagai anak perempuan yang terlahir dari keluarga yang terbilang “keras”, tentu tidak mudah. Belum lagi kamu harus rela berjuang sendiri untuk mencari kehidupan yang layak di kota lain, demi dirimu sendiri, demi saudaramu yang selalu mendapat perhatian lebih dari keluargamu, demi mereka semua yang bahkan tidak peduli akan keadaanmu di rantauan.

“Kamu gak perlu mikir yang aneh-aneh, Om gak akan kemana-mana,” ujarnya untuk menenangkanmu.

“Lagian Om biayain kuliah kamu biar nanti kamu bisa jadi asisten Om di kantor. Setiap hari jadi bisa ketemu,” sambungnya yang berhasil membuatmu menatapnya.

“Emang bisa? Aku belum ada pengalaman di bidang itu,” balasmu dengan serius.

Shiu tersenyum simpul sembari membelai lembut pipimu, “Sekarang kamu lagi ngumpulin pengalaman, sayang. Gak sadar?”

Kamu tampak bingung mendengar ucapannya. Memangnya apa yang kamu lakukan selain stress kuliah dan bemesraan dengannya?

“Sekarang kan aku lagi sama Om?” balasmu.

“Iya, anggap aja ini sesi latihan kamu sebagai asisten pribadi Om,” jawabnya.

“Ih, ini mah asisten plus plus!” cibirmu yang menuai tawa darinya.

“Nah, mood kamu udah baikan. Mau lanjutin yang tadi? Atau mau gini aja?” tawarnya.

Posisi ini sudah terlanjur membuatmu nyaman hingga enggan beranjak. Tertidur dalam dekapan Shiu Kong yang bertelanjang dada, berceloteh ria dengannya, ditambah dengan belaian lembut tangannya yang sesekali membelai kepalamu dan punggungmu, benar-benar membuatmu nyaman.

Kamu memeluknya erat sembari berbisik, “Masih mau kangen-kangenan sama Om Shiu.”

Ia terkekeh pelan dan kembali membelai suraimu yang tampak berantakan.

“Hm, berarti reward-nya diganti ya. Kamu mau apa?”

“Om tau, gak? Bisa quality time berdua sama Om aja udah jadi hadiah buat aku,” ujarmu.

“I can't believe how much I want to kiss you right now,” balasnya.

“Kiss me then. Biasanya langsung c—” ucapanmu dipotong oleh ciuman Shiu yang begitu intens hingga membuat lidahmu beradu dengannya.

Sebelah tangannya menahan kepalamu agar dalam posisi yang pas saat berciuman. Sedangkan tanganmu bergerak-gerak membelai punggungnya yang telanjang, tengkuk, dan juga rambutnya.

Shiu melepas ciumannya, membiarkanmu kembali menghirup oksigen yang semula berhamburan keluar dari paru-parumu. Kemudian ia kembali mengecup singkat bibirmu dan membawamu ke dalam pelukannya lagi. Menanyai keseharianmu selama tidak bersamanya, menceramahimu, beradu argumen denganmu, dan sesekali memberimu pujian untuk membangun rasa percaya dirimu.

“Om Shiu,” panggilmu.

“Hm?”

“Boleh gak, kalo aku panggil 'Oppa'? Om orang Korea, kan?”

Shiu tertawa mendengar permintaanmu, “Daripada 'Oppa', malah lebih cocok dipanggil 'Ahjussi', kan? Om udah tua.”

“Ahjuicy?” godamu sembari menekan-nekan dadanya yang sekal dengan jari-jarimu.

“Sayang...”

“Iya, maaf.”

Perdebatan-perdebatan kecil itu berakhir denganmu yang tertidur pulas dalam pelukannya yang hangat dan menenangkan. Rasanya seperti sudah lama sekali kamu dapat merasakan tidur yang berkualitas, karena biasanya kamu kesulitan untuk tertidur, bahkan setelah rutinitas yang melelahkan, kamu masih sering terjaga hingga larut malam. Tidur pun biasanya bermimpi buruk seperti tengah bekerja atau dalam mata kuliah, sehingga saat bangun tidur, tubuhmu terasa kelelahan dan suasana hati yang buruk.

Shiu Kong yang biasanya tampak waspada dan sedikit angkuh, kini tampak lembut dan penuh kasih sayang. Bahkan ia turut memejamkan mata usai mengecup dahimu, lalu terlelap dengan tangannya yang masih melingkar di tubuhmu. Dia memang jarang mengungkapkan rasa sayangnya, malah ia cenderung usil dan sering kali mengejekmu. Namun, kamu dapat merasakan ketulusannya dari sikap dan tingkah lakunya seperti saat ini.


Little reward Part. I ©️ unatoshiru